Tugas 3
1) Tenses
A. Present tense
rumus:
S + V-1
Penggunaan:
present tense untuk menyatakan fakta, kebiasaan, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini.
B. Present progressive tense
Rumus:
S + am/is/are + present participle/V-ing
Penggunaan:
Present continuous tense/present progressive tense untuk membicarakan aksi yang sedang berlangsung sekarang atau rencana dimasa depan.
C. Present future tense
Rumus:
S + WILL + V1 atau S + TO BE + GOING TO + V1
Penggunaan:
Present Future Tense adalah tenses yang digunakan untuk menyatakan kejadian yang akan terjadi di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi. Sesuai namanya, future, yang berarti masa depan.
D. Present perfect tense
Rumus:
S + have/has + past participle/V-3
Penggunaan:
Present perfect tense digunakan untuk mengungkapkan suatu aktivitas atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu atau masih berlanjut sampai sekarang.
E. Past tense
Rumus:
S + V-2
Penggunaan:
Simple past tense untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian terjadi di masa lampau.
F. Past future tense
Rumus:
S + would + bare infinitive
Penggunaan:
Simple past future tense untuk menyatakan suatu aksi yang akan dilakukan, membuat prediksi, dan membuat janji di masa depan pada saat berada dimasa lalu.
G. Past perfect tense
Rumus:
S + had + past participle/V-3
Penggunaan:
Past perfect tense untuk menyatakan bahwa suatu aksi telah selesai pada suatu titik di masa lalu sebelum aksi lainnya terjadi.
H. Past progressive tense
Rumus:
S + was/were + present participle/V-ing
Penggunaan:
Past continuous tense/past progressive tense digunakan untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi sedang terjadi pada waktu tertentu di masa lampau.
2) Active-Pasive
1. Pengertian
Active Voice
Active Voice (Kalimat Aktif) adalah kalimat yang subject-nya berbuat sesuatau atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam bahasa indonesia ciri-ciri kalimat aktif adalah kata kerjanya selalu berawalan “me-“ dan beberapa lagi memiliki awalan “ber-“. Pada kalimat aktif (active voice) ini, kita cukup menggunakan bentuk dasar dari kata kerja (verbs) dalam penyusunan kalimatnya.
Passive Voice
Passive Voice adalah konstruksi tatabahasa (secara khusus, specifically, a “voice”). Kata atau frasa kata benda yang akan menjadi obyek dari kalimat aktif, muncul sebagai subjek kalimat dengan suara pasif. Dalam bahasa Indonesia kalimat pasif biasanya diikuti prefix berupa di– atau ter–. Contohnya kalau kalimat aktifnya menginjak maka kalimat pasifnya menjadi dipukul atau terpikul.
________________________________________
2. Rumus
Active Voice
• Rumus Active Voice:
S + V (kata kerja yang disesuaikan dengan tenses-nya) + O
Passive Voice
• Rumus passive voice:
S + be + past participle + (by agent)
*by agent: pelaku dari tindakan
3. Ciri Kalimat
Active Voice
• Pada kalimat aktif subjek melakukan suatu tindakan yang langsung mengenai objeknya.
• Kalimat Aktif memiliki pola S-P-O-K atau S-P-K Predikat kalimat aktif selalu diawali dengan imbuhan Me- atau Ber–.
• kalimat aktif memerlukan objek, Setelah mendapat predikat subjek ditambah pelengkap atau keterangan.
Pasive Voice
• to be + V3 dan kata by (kata ini bukan merupakan syarat yang harus ada dalam kalimat pasif )
• Yang dapat dijadikan kalimat passive adalah Verbal Sentence (kalimat yang predikatnya kata kerja/V)
• Verbal sentence yang dapat dirubah ke Passive Voice (kalimat pasif) adalah kalimat yang memiliki objek penderita.
Perubahan aktif ke pasif atau sebaliknya tidak merubah makna kalimat. Perubahan iti terjadi hanya pada struktur kalimatnya saja.
1. Present tense
Jika active voice dalam simple present tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah is, am
2. Past tense
Jika active voice dalam simple past tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah was atau were
3. Present progressive tense
Jika active voice dalam perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (has/have) been + being.
4. Present perfect tense
Jika active voice dalam present perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary has atau have, sehingga menjadi ‘has been’ atau ‘have been’
5. Present future tense
Ada dua kemungkinan rumus simple future tense pada active voice, begitu pula pada passive voice.
-Past participle ditemani oleh auxiliary verb “will” dan “be” apapun subjek kalimatnya.
-Past participle ditemani phrasal modal “be (am/is/are) going to” dan auxiliary verb “be”. Be pada phrasal modal disesuaikan dengan subject pada passive voice (= object pada active voice) — memenuhi subject-verb agreement.
6. Past perfect tense
Jika active voice dalam past perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary had, sehingga menjadi had been
7. Past progressive tense
Jika active voice dalam past continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (was atau were) + being.
8. Past future tense
Activenya Be + V3 (Past Participle).
Passivenya S + Would Be + V3
3) Comparison degree :
1. Positive degree
Positive degree adalah adjective (kata sifat) atau adverb (kata keterangan) dalam bentuk sederhana
Rumus :
S + tobe + as adjective as + object
2. Comparative degree
Comparative degree ini sering diartikan dengan tingkat “lebih” dan ada beberapa cara untuk membentuk comparative degree ini
Rumus:
a. kalau kata sifatnya terdiri dari satu / dua suku kata (syllable), maka untuk mengubahnya ke tingkat comparative degree, yakni dengan menambahkan akhiran “er” dibelakang kata sifatnya dan diikuti oleh kata “than” yang artinya “dari pada”.
Rumus :
S + tobe + Adjective + Er + than + object
b. Namun kalau kata sifatnya lebih dari dua suku kata, maka untuk membentuk comparative degreenya harus menggunakan “more” dan diikuti oleh “than”
Rumus :
S + tobe + the + Adjective + than + object
3. Superlative degree
Superlative degree ini sering diartikan dengan tingkat “paling” dan ada juga beberapa cara untuk membentuk superlative degree ini, yakni :
a. Kalau kata sifatnya terdiri dari satu / dua suku kata (syllable) maka untuk membentuk superlativenya yakni dengan menambahkan akhiran “est” dibelakang kata sifatnya dan diikuti oleh “the”.
Rumus :
S + tobe + the + Adjective + Est + object
b. Namun kalau kata sifatnya lebih dari dua suku kata, maka untuk membentuk superlative degree nya harus menggunakan “the most” di depan kata sifatnya.
Rumus :
S + tobe + the most + Adjective + object
4) Direct-indirect sentence :
A. Pengertian Direct Indirect Speech
Direct speech adalah suatu kalimat yang diucapkan secara langsung oleh pembicara yang dalam penulisannya disertai dengan tanda aphostrof di awal dan akhir kalimatnya sebagaimana teks dialog atau percakapan.
Sedangkan Indirect speech adalah suatu kalimat yang menggambarkan perkataan orang lain atau dirinya sendiri secara tidak langsung (tidak persis seperti yang dikatakan pada saat diucapkan).
Baik kalimat direct maupun indirect speech terdiri dari dua unsur yakni induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat (introduce phrase) adalah seperti yang berwarna merah, sedangkan anak kalimat (reported words)
1. Statment
Statement (pernyataan)
Dalam Indirect Statement kita menggunakan kata “that” (bahwa) sebagai penghubung antara kalimat pengantar/induk kalimat (introduce phrase) dan kata-kata yang dilaporkan/anak kalimat (reported words). Kata yang biasa digunakan bukan hanya told dan said saja, melainkan bisa juga menggunakan: accused, admitted, advised, alleged, agreed, begged, boasted, complained, denied, explained, implied, invited, offered, ordered, promised, replied, suggested, dkk
2. Imperative
Command (perintah)
Perintah berarti menyuruh untuk melakukan atau tidak melakukan (melarang) dengan kata jangan (don’t). Menyuruh untuk melakukan berarti bersifat positif, sedangkan melarang bersifat negatif (menggunakan don’t).
3. Question
Question (pertanyaan)
Kalimat pertanyaan dibagi menjadi dua kategori:
a. Pertanyaan yang menggunakan kata tanya (what, where, when, who, why, how), maka kata tanya tersebulah yang menjadi penghubung antara induk dan induk kalimat.
b. Pertanyaan yang tidak menggunakan kata tanya dan jawabannya berupa yes atau no.
http://inggrisonline.com/pengertian-perubahan-rumus-direct-indirect-speech-dan-contoh-kalimat/
5) If clause :
1. Type 1
Pola kalimat pengandaian tipe 1:
If + subject + VI (Simple Present Tense)+Subject + will + VI (Simple Present tense) Atau If + subect + (be) present + adjective/noun+Subject + will be + adjective/noun
Kalimat pengandaian (conditional sentece) tipe 1 digunakan untuk mengungkapkan atau mengandaikan sesuatu yang belum terjadi pada waktu sekarang dan memiliki kemungkinan untuk terjadi dalam waktu dekat. Kalimat semacam ini menjelaskan untuk menyatakan suatu pola sebab dan akibat.
2. Type 2
Pola kalimat pengandaian tipe 2:
If + subject + V2/simple past tense + Subject + would + Vl/past future tense atau If + subject + were + adjective/noun + Subject + would be + adjective/noun
-Kalimat pengandaian (conditional sentence) tipe 2 merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau yang bertentangan dengan kenyataan pada waktu sekarang. Kalimat dengan tipe ini biasanya digunakan untuk menyatakan suatu khayalan.
-Fakta: fakta yang diungkapkan oleh kalimat pengandaian tipe 2 adalah bahwa saat ini apa yang diandaikan itu tidak terjadi.
3. Type 3
Pola kalimat pengandaian tipe 3
If + subject + had + V3/past perfects + subject + would have + V3/past perfect atau if + subject + had been + adjective/noun + subject + would have been + adjective/noun
-Kalimat pengandaian (conditional sentence) tipe 3 adalah kalimat yang mengandaikan sesuatu yang sudah terjadi dan tidak terjadi di masa lalu. Tipe kalimat ini biasanya digunakan untuk menyatakan suatu penyesalan.
-Fakta yang diungkapkan dalam kalimat pengandaian ini adalah bahwa apa yang diandaikan tidak pernah terjadi di masa lalu.
1) Tenses
A. Present tense
rumus:
S + V-1
Penggunaan:
present tense untuk menyatakan fakta, kebiasaan, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini.
B. Present progressive tense
Rumus:
S + am/is/are + present participle/V-ing
Penggunaan:
Present continuous tense/present progressive tense untuk membicarakan aksi yang sedang berlangsung sekarang atau rencana dimasa depan.
C. Present future tense
Rumus:
S + WILL + V1 atau S + TO BE + GOING TO + V1
Penggunaan:
Present Future Tense adalah tenses yang digunakan untuk menyatakan kejadian yang akan terjadi di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi. Sesuai namanya, future, yang berarti masa depan.
D. Present perfect tense
Rumus:
S + have/has + past participle/V-3
Penggunaan:
Present perfect tense digunakan untuk mengungkapkan suatu aktivitas atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu atau masih berlanjut sampai sekarang.
E. Past tense
Rumus:
S + V-2
Penggunaan:
Simple past tense untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian terjadi di masa lampau.
F. Past future tense
Rumus:
S + would + bare infinitive
Penggunaan:
Simple past future tense untuk menyatakan suatu aksi yang akan dilakukan, membuat prediksi, dan membuat janji di masa depan pada saat berada dimasa lalu.
G. Past perfect tense
Rumus:
S + had + past participle/V-3
Penggunaan:
Past perfect tense untuk menyatakan bahwa suatu aksi telah selesai pada suatu titik di masa lalu sebelum aksi lainnya terjadi.
H. Past progressive tense
Rumus:
S + was/were + present participle/V-ing
Penggunaan:
Past continuous tense/past progressive tense digunakan untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi sedang terjadi pada waktu tertentu di masa lampau.
2) Active-Pasive
1. Pengertian
Active Voice
Active Voice (Kalimat Aktif) adalah kalimat yang subject-nya berbuat sesuatau atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam bahasa indonesia ciri-ciri kalimat aktif adalah kata kerjanya selalu berawalan “me-“ dan beberapa lagi memiliki awalan “ber-“. Pada kalimat aktif (active voice) ini, kita cukup menggunakan bentuk dasar dari kata kerja (verbs) dalam penyusunan kalimatnya.
Passive Voice
Passive Voice adalah konstruksi tatabahasa (secara khusus, specifically, a “voice”). Kata atau frasa kata benda yang akan menjadi obyek dari kalimat aktif, muncul sebagai subjek kalimat dengan suara pasif. Dalam bahasa Indonesia kalimat pasif biasanya diikuti prefix berupa di– atau ter–. Contohnya kalau kalimat aktifnya menginjak maka kalimat pasifnya menjadi dipukul atau terpikul.
________________________________________
2. Rumus
Active Voice
• Rumus Active Voice:
S + V (kata kerja yang disesuaikan dengan tenses-nya) + O
Passive Voice
• Rumus passive voice:
S + be + past participle + (by agent)
*by agent: pelaku dari tindakan
3. Ciri Kalimat
Active Voice
• Pada kalimat aktif subjek melakukan suatu tindakan yang langsung mengenai objeknya.
• Kalimat Aktif memiliki pola S-P-O-K atau S-P-K Predikat kalimat aktif selalu diawali dengan imbuhan Me- atau Ber–.
• kalimat aktif memerlukan objek, Setelah mendapat predikat subjek ditambah pelengkap atau keterangan.
Pasive Voice
• to be + V3 dan kata by (kata ini bukan merupakan syarat yang harus ada dalam kalimat pasif )
• Yang dapat dijadikan kalimat passive adalah Verbal Sentence (kalimat yang predikatnya kata kerja/V)
• Verbal sentence yang dapat dirubah ke Passive Voice (kalimat pasif) adalah kalimat yang memiliki objek penderita.
Perubahan aktif ke pasif atau sebaliknya tidak merubah makna kalimat. Perubahan iti terjadi hanya pada struktur kalimatnya saja.
1. Present tense
Jika active voice dalam simple present tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah is, am
2. Past tense
Jika active voice dalam simple past tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah was atau were
3. Present progressive tense
Jika active voice dalam perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (has/have) been + being.
4. Present perfect tense
Jika active voice dalam present perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary has atau have, sehingga menjadi ‘has been’ atau ‘have been’
5. Present future tense
Ada dua kemungkinan rumus simple future tense pada active voice, begitu pula pada passive voice.
-Past participle ditemani oleh auxiliary verb “will” dan “be” apapun subjek kalimatnya.
-Past participle ditemani phrasal modal “be (am/is/are) going to” dan auxiliary verb “be”. Be pada phrasal modal disesuaikan dengan subject pada passive voice (= object pada active voice) — memenuhi subject-verb agreement.
6. Past perfect tense
Jika active voice dalam past perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary had, sehingga menjadi had been
7. Past progressive tense
Jika active voice dalam past continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (was atau were) + being.
8. Past future tense
Activenya Be + V3 (Past Participle).
Passivenya S + Would Be + V3
3) Comparison degree :
1. Positive degree
Positive degree adalah adjective (kata sifat) atau adverb (kata keterangan) dalam bentuk sederhana
Rumus :
S + tobe + as adjective as + object
2. Comparative degree
Comparative degree ini sering diartikan dengan tingkat “lebih” dan ada beberapa cara untuk membentuk comparative degree ini
Rumus:
a. kalau kata sifatnya terdiri dari satu / dua suku kata (syllable), maka untuk mengubahnya ke tingkat comparative degree, yakni dengan menambahkan akhiran “er” dibelakang kata sifatnya dan diikuti oleh kata “than” yang artinya “dari pada”.
Rumus :
S + tobe + Adjective + Er + than + object
b. Namun kalau kata sifatnya lebih dari dua suku kata, maka untuk membentuk comparative degreenya harus menggunakan “more” dan diikuti oleh “than”
Rumus :
S + tobe + the + Adjective + than + object
3. Superlative degree
Superlative degree ini sering diartikan dengan tingkat “paling” dan ada juga beberapa cara untuk membentuk superlative degree ini, yakni :
a. Kalau kata sifatnya terdiri dari satu / dua suku kata (syllable) maka untuk membentuk superlativenya yakni dengan menambahkan akhiran “est” dibelakang kata sifatnya dan diikuti oleh “the”.
Rumus :
S + tobe + the + Adjective + Est + object
b. Namun kalau kata sifatnya lebih dari dua suku kata, maka untuk membentuk superlative degree nya harus menggunakan “the most” di depan kata sifatnya.
Rumus :
S + tobe + the most + Adjective + object
4) Direct-indirect sentence :
A. Pengertian Direct Indirect Speech
Direct speech adalah suatu kalimat yang diucapkan secara langsung oleh pembicara yang dalam penulisannya disertai dengan tanda aphostrof di awal dan akhir kalimatnya sebagaimana teks dialog atau percakapan.
Sedangkan Indirect speech adalah suatu kalimat yang menggambarkan perkataan orang lain atau dirinya sendiri secara tidak langsung (tidak persis seperti yang dikatakan pada saat diucapkan).
Baik kalimat direct maupun indirect speech terdiri dari dua unsur yakni induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat (introduce phrase) adalah seperti yang berwarna merah, sedangkan anak kalimat (reported words)
1. Statment
Statement (pernyataan)
Dalam Indirect Statement kita menggunakan kata “that” (bahwa) sebagai penghubung antara kalimat pengantar/induk kalimat (introduce phrase) dan kata-kata yang dilaporkan/anak kalimat (reported words). Kata yang biasa digunakan bukan hanya told dan said saja, melainkan bisa juga menggunakan: accused, admitted, advised, alleged, agreed, begged, boasted, complained, denied, explained, implied, invited, offered, ordered, promised, replied, suggested, dkk
2. Imperative
Command (perintah)
Perintah berarti menyuruh untuk melakukan atau tidak melakukan (melarang) dengan kata jangan (don’t). Menyuruh untuk melakukan berarti bersifat positif, sedangkan melarang bersifat negatif (menggunakan don’t).
3. Question
Question (pertanyaan)
Kalimat pertanyaan dibagi menjadi dua kategori:
a. Pertanyaan yang menggunakan kata tanya (what, where, when, who, why, how), maka kata tanya tersebulah yang menjadi penghubung antara induk dan induk kalimat.
b. Pertanyaan yang tidak menggunakan kata tanya dan jawabannya berupa yes atau no.
http://inggrisonline.com/pengertian-perubahan-rumus-direct-indirect-speech-dan-contoh-kalimat/
5) If clause :
1. Type 1
Pola kalimat pengandaian tipe 1:
If + subject + VI (Simple Present Tense)+Subject + will + VI (Simple Present tense) Atau If + subect + (be) present + adjective/noun+Subject + will be + adjective/noun
Kalimat pengandaian (conditional sentece) tipe 1 digunakan untuk mengungkapkan atau mengandaikan sesuatu yang belum terjadi pada waktu sekarang dan memiliki kemungkinan untuk terjadi dalam waktu dekat. Kalimat semacam ini menjelaskan untuk menyatakan suatu pola sebab dan akibat.
2. Type 2
Pola kalimat pengandaian tipe 2:
If + subject + V2/simple past tense + Subject + would + Vl/past future tense atau If + subject + were + adjective/noun + Subject + would be + adjective/noun
-Kalimat pengandaian (conditional sentence) tipe 2 merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau yang bertentangan dengan kenyataan pada waktu sekarang. Kalimat dengan tipe ini biasanya digunakan untuk menyatakan suatu khayalan.
-Fakta: fakta yang diungkapkan oleh kalimat pengandaian tipe 2 adalah bahwa saat ini apa yang diandaikan itu tidak terjadi.
3. Type 3
Pola kalimat pengandaian tipe 3
If + subject + had + V3/past perfects + subject + would have + V3/past perfect atau if + subject + had been + adjective/noun + subject + would have been + adjective/noun
-Kalimat pengandaian (conditional sentence) tipe 3 adalah kalimat yang mengandaikan sesuatu yang sudah terjadi dan tidak terjadi di masa lalu. Tipe kalimat ini biasanya digunakan untuk menyatakan suatu penyesalan.
-Fakta yang diungkapkan dalam kalimat pengandaian ini adalah bahwa apa yang diandaikan tidak pernah terjadi di masa lalu.